Selasa, 01 April 2014

c a m p a k

Beberapa waktu yang lalu miss lebay echa demam.. cukup tinggi ... 38,6 derajat celcius... dah khawatir tentunya, tapi secara dah lumayan gede anaknya dan tetep mau maen dan makan seperti biasanya, kekhawatiran itu hilang dengan sendirinya. Hari ke 2 panasnya gak mau turun juga... hhhmmmm... mo dibawa ke dokter juga percuma karena dokterpun pasti cuma akan kasi obat penurun panas, dan disuruh balik 3 hari lagi jadi keputusannya tetep di rawat di rumah ajah deh... toh anaknya tetep beraktivitas seperti biasanya juga kok :)

Hari ke 3 berharap demamnya turun, eh ternyata nggak juga.. hikkssss.... demamnya tetep tinggi, tapi sudah disertai batuk yang gak berhenti di malam hari. Sebenernya batuk ini yang membuat gw makin gak khawatir, karena asumsinya demam ini adalah akibat batuknya. Malam itu si kk gak bisa tidur karena batuk2 terus. Dan batuknya masuk kategori kering, jadi klo gw bayangin pasti tenggorokan kk sakit pas batuk makanya dia selalu kebangun hanya untuk minta minum.

Hari ke 4 keadaaan masih sama... demam dan batuk... kk udah mulai gak sekolah di hari itu, karena badannya sudah mulai lemas dan gak mau makan. Nah hari itu sempat muncuk kekhawatiran kok tumben si kk yang doyan makan menghentikan aktivitas makan dan lemes bangettt. Gw masih masuk kantor tapi ya gitu deh, setiap 2 jam telponin rumah buat nanyain si kakak. Kira2 telpon gw pk 12.00, si bibi yang jagain anak2 kasi laporan klo ada bintik2 merah di muka kk... Awalnya gw kira demam berdarah, tapi dari keterangan si bibi, bintik2 merahnya jelas banget dan banyak, mata kk kemerahan dan berair seperti sakit mata ... Emmm pikiran demam berdarah langsung sirna, berganti dengan campak.. Langsung deh browsing mengenai penyakit campak itu *padahal belum ke dokter lho... dan belum ngeliat anaknya, cuma dari keterangan si bibi aja :d*

Akhirnya malam itu kami ke dokter anak. Dan benar adanya si kk di diagnosa kena campak. Dan itu gara2nya gw lupa untuk imunisasi campak ulangan kk.. hikksss... teledor banget yak gw :( Waktu itu sempat disuruh dokter untuk opname... Omigotttt... gak nyangka klo cuma gara2 campak harus di opname... Perasaan dulu pas gw kena campak *waktu kecil* gw baik2 aja, cuma di mandiin PK doang, lah ini kenapa harus di opname yakkk... *masih berasa aneh aja tuh*

Negosiasi sebagai ibu gw jalanin saat itu... gw bilang susah ngurusnya klo 1 anak di RS dan anak yang lain di rumah dan semua lengket kaya lem ama emaknya *emak yang gr*... hihihi... Finally, dokter menyetujui untuk gak di opname tapi ada beberapa hal2 yang harus gw perhatiin, yaitu :
1. Batuk gak brenti2 di malam hari
2. Muntah2
3. Diare
4. Panas yang gak turun meskipun dah dikasi obat penurun panas
klo ke4 hal tersebut dalam 1 - 2 hari masih dialami si kk, kk terpaksa harus di opname... tapi klo cuma 3 hal yang dialami kk, kk gak perlu di opname. Alasannya adalah klo batuk terus menerus dikhawatirkan akan mengalami infeksi paru2 atau istilah kerennya pnemunia. Klo muntah dan diare ditakutkan anak akan mengalami dehidrasi dan klo demamnya gak turun2 anak akan mengalami kejang/step.

 Kk musti diinhalasi biar batuknya reda dan gak kena pnemunia... atau radang paru2... 3x berturut setiap hari

Puji Tuhan, ke 4 hal diatas gak dialami kk, jadi kk gak perlu di opname. kk masih batuk2 tapi gak terus menerus, gak diare dan gak muntah. Demamnya kk emang masih tinggi tapi klo diberikan obat penurun panas akan turun panasnya meski ntar naik lagi. Dan seperti yang DSA perkirakan, di hari ke 5 dan 6 si kk akan mengalami kesakitan yang luar biasa *ngilu tingkat dewa kayanya*. Hari ke 5 dan 6 ini ruam2 di kulit mulai menyebar dengan cepatnya, batuk dah mulai ngilang. Baru hari ke 7 demam mulai turun dan ruam2 merah mulai hilang sedikit demi sedikit. Nafsu makan kk juga dah mulai kembali seperti sediakala :d


Nih penampakan campak si kk yang udah menyebar dan melebar :(

Tapi sedihnya, si dd mulai demam dan muncul ruam2 merah di sekujur tubuhnya. Untungnya karena pas umur 9 bulan dah di imunisasi campak, jadi gak separah kknya. Hanya demam dan ruam merah saja, itupun cuma 5 hari dan ruam merah sudah mulai menghilang.

Nah sebelum kita mengakhiri artikel ini, ada baiknya yuk kita mengenal lebih jauh si campak ini.

Campak atau dikenal juga dengan nama Morbilli, Rubeola atau Measles ini adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Virus yang dimaksud disini adalah virus Morbilli dari keluarga Paramyxoviridae. Campak atau masyarakat sering menyabutnya 'tampek' , penyakit ini masih merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian pada anak-anak di negara-negara berkembang termasuk Indonesia dan insiden tertinggi usia terkena campak adalah pada anak usia 1-2 tahun.

Penyakit Campak disebabkan oleh virus Morbilli atau virus Rubeola yang terdapat dalam sekret nasofaring dan darah penderita. Penularannya melalui droplet atau percikan ludah/batuk penderita. Timbul gejala penyakit setelah 10 sampai 20 hari anak kontak dengan penderita.

Penyakit Campak mempunyai 3 stadium yaitu stadium permulaan (prodromal,kataral), stadium erupsi dan stadium penyembuhan (konvalesen).

• Stadium permulaan yang berlangsung kurang lebih, 4-5 hari, gejalanya mirip dengan influenza (flu) batuk-pilek, demam disertai radang pada selaput lendir hidung, mulut, tenggorokan, nyeri sendi/otot, sakit kepala, silau bila terkena sinar matahari (fotophobia), kadang kala ada diarenya juga. Pada mata ditemukan mata yang merah (injeksi silier). Tanda khas yang dapat ditemukan pada stadium ini adalah bercak Koplik.

• Stadium erupsi gejala demam, batuk pilek dan radang bertambah berat. Mulai timbul bercak kemerahan (ruam makulopapular) yang timbul secara berurutan mulai kepala/wajah, badan, tangan sampai kaki secara berurutan. Yang khas adalah awal timbul ruam selalu mulai dari belakang telinga, tengkuk, batas rambut dan muka. Ruam akan mencapai anggota bawah pada hari ketiga. Ruam selanjutnya akan menghilang sesuai dengan urutan timbulnya, bersamaan dengan turunnya demam selama stadium ini anak masih infeksius atau menularkan.

• Stadium konvalesen (penyembuhan) dimulai setelah ruam timbul merata, suhu badan berangsur turun dan normal kembali. Ruam akan menghilang dan menjadi bercak kehitaman (hiperpigmentasi) dengan kulit yang mengelupas seperti bersisik (ganti kulit). Hiperpigmentasi ini akan menghilang dalam jangka waktu 1 sampai 2 minggu. Yang harus diingat hiperpigmentasi adalah ciri khas pada campak.

Karena penyebab Campak adalah virus, maka disebut self-limiting disease (dapat sembuh sendiri) karena itu kesembuhan sangat tergantung pada daya tahan tubuh penderitanya. Pengobatan hanya bersifat suportif berupa :

1. Istirahat, sebaiknya pasien ditempatkan pada ruangan hangat dan lembab serta hindari paparan sinar yang kuat. Biasanya anak anda akan dirawat dalam ruang isolasi untuk mencegah penyebaran penyakit hingga empat hari setelah bercak muncul, setelah itu anak dapat beraktivitas biasa.
2. Obat penurun panas.
3. Asupan cairan yang cukup.
4. Vitamin A (100.000IU untuk usia 6 bulan- 1 tahun, dan 200.000IU untuk usia > 1 tahun). Vitamin A diberikan bila usia anak 6 bulan sampai 2 tahun saat terkena campak, atau anak dengan daya tahan tubuh rendah atau memiliki penyakit yang menghalangi penyerapan vitamin A.

Campak umum sebelum tahun 1966, maka kebanyakan orang yang lahir sebelum itu mempunyai kekebalan. Orang yang menghadapi risiko campak termasuk:

• Orang yang lahir pada atau sejak tahun 1966 yang belum pernah menderita campak dan belum pernah menerima dua dosis vaksin CampakGondong-Rubela (MMR) dari usia 12 bulan.
• Orang yang mempunyai sistem kekebalan yang lemah (mis. orang yang sedang menerima kemoterapi atau radioterapi untuk kanker atau orang yang sedang menerima dosis besar obat steroid) meskipun telah diimunisasi sepenuhnya atau menderita infeksi campak sebelumnya.
• Orang yang tidak mempunyai kekebalan dan melakukan perjalanan ke luar negeri.

Vaksin adalah cara untuk mencegah Campak. Bahkan di Indonesia, setiap anak wajib untuk imunisasi campak saat anak berusia 9 bulan. Vaksin yang diberikan dapat hanya campak saja yaitu saat usia 9 bulan (cukup sekali saja), atau gabungan campak, gondongan dan campak jerman (MMR) saat usia 12-15 bulan. Untuk vaksin MMR, akan diberikan dosis kedua saat anak berusia 4-6 tahun. Orang dewasa dapat mengulang imunisasi Campak saat masuk kuliah atau saat mau bekerja.

Virus Morbilli pada ibu hamil muda (1-2 bulan pertama) kemungkinan besar mengalami abortus (keguguran), bila terinfeksi pada kehamilan selanjutnya, maka bayi yang dilahirkan kemungkinan mengalami kelainan kongenital, berat badan lahir rendah atau lahir mati. Karenanya pada wanita yang merencanakan kehamilan dan belum pernah divaksin Campak, dianjurkan untuk divaksin Campak terlebih dulu, atau diberikan vaksin gabungan yang ada komponen campaknya seperti MMR (measles, mumps,rubella).

Campak adalah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin. Hampir 95% anak yang mendapat vaksin tidak akan terkena campak, jadi kecil kemungkinan terkena lagi. Tetapi kadar kekebalan tubuh terhadap virus campak semakin menurun seiring bertambahnya usia, karena itu vaksin diulang lagi saat dewasa. Bila tidak diulang maka kemungkinan terkena lagi akan ada.

Komplikasi timbul pada 5-15% dari keseluruhan kasus campak. Komplikasi yang dapat muncul adalah otitis media (radang telinga), pneumonia (radang paru), laryngitis, dan eksaserbasi (munculnya infeksi dari kuman yang dorman) Tuberkulosis. Tapi yang paling ditakutkan adalah komplikasi pada system saraf anak, komplikasi tersebut berupa ensefalitis/radang otak (paling sering), sindroma Guillain-BarrĂ©,kelumpuhan, neuritis retrobulbar/radang saraf mata (jarang terjadi). Biasanya kematian timbul akibat komplikasi yang timbul.

Komplikasi ini akan lebih mudah terjadi pada anak yang memang sebelum sakit sudah mempunyai daya tahan tubuh yang lemah seperti pada anak dengan gizi buruk, tbc, penyakit keganasan (mis. leukemia) dll.

Jaga tubuh anak agar tetap bersih sehingga dia tetap merasa nyaman. Boleh saja anak dimandikan atau dilap seluruh tubuhnya. Pendapat yang mengatakan kalau anak campak tidak boleh dimandikan adalah keliru karena bila tubuhnya kotor dan berkeringat akan menimbulkan rasa lengket dan gatal luar biasa. Dorongan menggaruk kulit yang gatal bisa menimbulkan infeksi berupa bisul-bisul kecil bernanah. Gunakan sabun bayi yang tak terlalu merangsang kulit dan gosoklah kulitnya perlahan. Sehabis mandi, keringkan dan taburi dengan bedak salycyl talc.
 
 Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius. Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak:
  1. Infeksi bakteri : Pneumonia dan Infeksi telinga tengah
  2. Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga penderita mudah memar dan mudah mengalami perdarahan
  3. Ensefalitis (infeksi otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus.
Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Anak sebaiknya menjalani istirahat. Untuk menurunkan demam, diberikan asetaminofen atau ibuprofen. Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik. Maka dari itu harus berjaga-jaga.

Demikian sekilas info, semoga bermanfaat ^^

1 komentar:

  1. Informasi yang sangat bermanfaat banget Bun.
    Karena saya habis terkena campak dan mengalami Hiperpigmentasi & Pengelupasan kulit itu Bun.
    Dari kemarin saya cemas, tapi syukurlah ternyata bukan penyakit lain lagi.
    Thank you for sharing ya Bun.

    BalasHapus