Sayur bronkos ini adalah sayur paling favorit saya dan selalu saya request ke alm Ibu ketika pulkam. Dengan bumbu santan yang medhok membuat sayur ini nikmat tiada duanya... Saya inget, ketika baru pindah ke Jakarta, sayur ini yang saya rindukan selalu. Ditambah dengan krupuk dan nasi yang anget membuat nafsu makan bertambah menjadi 10x lipat *edisi lebayyy :d
Bronkos adalah sayur khas Jawa Tengah/DIY yang saya gak tau tepatnya, tapi
biasanya ditemui di daerah Yogyakarta, Semarang, dst. Menggunakan daging
sapi (sandung lamur) dan kaldu serta kluwak (yang menjadikan warna bronkos coklat tua) dan bumbu dapur semuanya
masuk ditambah santan kental menjadikan bronkos ini sayur yang kaya cita rasa
rempah2 dan mendapat nilai 9 (dari skala 10) menurut pendapat saya pribadi.
Karena keinginan yang teramat kuat untuk dapat menikmati sayur bronkos ini setiap saat, akhirnya saya memberikan diri untuk meminta resep ke ibu... Hanya resep bronkos ini satu2nya yang saya minta ke Ibu dan beliau sangat sangat kaget, katanya 'emang serius mo masak bronkos?, ribet dan banyak bumbu yang harus dipersiapkan lho!' Finally beliau tetep memberikan resep dan ternyata benar yang dikatakan beliau, setelah membaca resep, urung niat saya untuk memasak bronkos :d
Beberapa tahun kemudian, setelah beliau pulang ke rumah Bapa di surga, saya menemukan tulisan resep bronkos ini diantara tumpukan buku2. Membaca resep ini sedih rasanya... teringat semua masakan beliau yang begitu nikmat.
Akhirnya dengan mengumpulkan niat, saya menyiapkan semua bahan yang dibutuhkan. Dan karena masih jadi anak kost yang belum punya blender, semua bumbu musti di tumbuk dengan cobek manual... Oh my God... Tapi mengingat sebuah hasil yang akan kami nikmati sepuasnya, niat menumbuk dijalankan dengan iklas *_*. And guess what???... Ternyata sayur ini mendapat hati di lidah teman2 saya yang notabene orang2 asli Jakarta dan baru pertama kali merasakan sayur tersebut. Awalnya ketika saya membawa ke kantor, teman2 agak sedikit menyingkir karena warna bronkos yang cenderung coklat kehitaman. Tapi setelah mereka mencicipi maka tak bisa pindahlah ke lain hati. Fyi, sayur bronkos ini seperti gudeg yogja yang semakin lama akan semakin enak rasanya.
Dan setelah saya berkeluarga, sayur ini tetap menjadi sayur favorit keluarga. Hanya saja karena ada Echa Ochi yang masih belum doyan pedes, cabe yang seharusnya ditumbuk bersama bumbu yang lain, harus disingkirkan dan diganti dengan cabe yang saya masukkan utuh ke dalam sayur tersebut.
Dina, teman sekantor, beberapa kali meminta saya untuk kembali memasak si bronkos tadi. Cuma terbayang ribet ngurusin bumbunya selalu ada 1001 alasan untuk menolak. Tapi minggu ini dengan sekuat tenaga dan niat dari hati yang paling dalam, saya memasak kembali si bronkos ini... Yuk kita intip bareng cara memasaknya ^^
Bahan :
1/4 kg daging sapi yang diiris kecil2 dan dimasak hingga empuk
1 ons kacang tholo (kali ini karena kelupaan untuk membeli, jadi saya tidak menggunakan kacang ini, tapi to be honest, kacang inilah yang membuat bronkos semakin nikmat)
1/2 kg telor puyuh (rebus dan kupas)
1 buah labu siam, iris bentuk kotak
1/4 kg kulit melinjo (kali ini saya tidak menggunakan, karena agak susah mencari di pasar dekat rumah)
20 buah tahu coklat
cabe rawit merah sesuai selera
1 lt santan
Bumbu :
8 siung bawang merah
6 siung bawang putih
1 sdt ketumbar
1/2 sdt lada
6 btr kemiri
5 butir kluwak
2 batang serai
4 lbr daun salam
4 lbr daun jeruk
3cm jahe (dikeprak)
3cm lengkuas (dikeprak)
1sdm gula merah sisir
Semua bumbu dihaluskan (saya menggunakan blender dengan alasan kepraktisan) beserta rempah2 yang lain, kemudian ditumis sampai tercium bau harum.
Kemudian masukan bumbu ke dalam rebusan daging (dengan catatan daging sudah empuk yakkk) kemudian masukkan santan dan semua bahan yang ada. Gunakan api kecil sambil sesekali diaduk supaya santan tidak pecah. Tambahkan gula dan garam sesuai selera.
Dan inilah hasil bronkos yang nikmat tiada tara... Selamat mencoba ya ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar