Ahaiiiiiiii.... Si tahu ini memang selalu nganggeniiii... Dulu klo Alm Bapak dinas ke Tegal, oleh2nya pasti si tahu pletok ini (meskipun bentuk aslinya tidak sama dengan yang saya buat). Dan setiap kali pulang kampung lewat jalur selatan, pasti juga mampir ke tegal sekedar minum teh poci dan tahu pletok... Aduhh indahnya, dan gak sabar menantikan libur natal yang pasti akan melewati kota Tegal ini lagi.
Terlepas dari semuanya, ternyata mencari si tahu ini di daerah Serpong sungguh bukan hal yang gampang. Ketemu sih 1 warung tapi keseringan tutup ketimbang buka.
Alih2 ku carilah lewat mbah google resep tahu pletok. Dan ternyata ada sejarahnya juga lho si tahu ini. Simak bentar yuk.
Pendiri Tahu Randu Alas LIem Tek Lioe/Wono Purwoto/Opa Liem. Opa Liem lahir th 1925. Opa Liem mempunyai 8 anak dari istri pertamanya. Opa Liem membuat tahu Randualas (yang sekarang lebih dikenal dengan tahu pletok) th 1956, saat anak ketianya baru lahir yaitu Wono Wiyoso yang menjadi pengelola Tahu Randu Alas sampai sekarang.
Selain membuka toko, Opa Liem juga
mendirikan pabrik tahu di belakang rumah. Nama Randualas diambil dari
pohon Randu yang terletak di sebelah rumah Opa Liem. Opa Liem mempunyai
banyak pegawai yang berkeliling menjual tahunya. Dari berjualan tahu
keliling ini, banyak tahu aci yang tidak terjual. Lalu Opa Liem
berpikir bagaimana untuk menjualnya kembali.
Akhirnya Opa Liem mengakalinya. Tahu segitiga dibelah menjadi 4
bagian tanpa putus, diberi aci cair lalu digoreng kering. Itulah yang
kemudian disebut dengan Tahu Pletok. Dinamakan tahu pletok karena pada
saat penggorenganny berbunyi “pletok-pletok“. Setelah Opa Liem meninggal, pengelolaan diambil alih oleh anak ketiganya, yaitu Liem Git Tjo, atau Wono Wijoyo.
Nah begitulah sedilit sejarah singkat tahu pletok, sekarang kita liat step by stepnya ya
Karena masih punya sisa daun bawang yang cukup banyak, saya iris halus kemudian saya gunakan untuk campuran aci didalamnya.
Siapkan tahu coklat sebanyak 20 buah.
Campur tepung tapioka/sagu sebanyak 350 gr, 1 btr telur, dan bumbu halus (merica, bawang putih, garam). Beri sedikt air bila masih terlalu padat. Jangan terlalu cair ya nanti akan susah nempel di tahu, dan bisa terpisah dari tahu ketika di goreng.
Goreng dan makan selagi hangat. Pengalaman kemaren, klo udah dingin, tahu ini agak alot jadi susah untuk dikunyah. Siapkan sambel kecap cocolan juga ya untuk dapat dinikmati lebih sedappp....
Selamat menikmati ^_^
Selasa, 15 Juli 2014
Samosa Sayur
Nama Samosa ini memikatku untuk pertama kalinya, terlebih setelah melihat foto aslinya. Terlihat dari bentuknya sih lebih mirip martabak menurutku. Tapi isi campuran samosa ini ternyata yang membedakan dari martabak.
Menurut resep asli Samosa dan juga penelusuran dari mbah google, Samosa ini seharusnya berbentuk segitiga. Tapi karena agak kesulitan *lagi2 karena banyak gangguan eksternal alias asisten chef yang super duper rempong* akhirnya dibentuk menjadi persegi empat aja... Dan pas ngeliat fotonya, lah kok gak jauh beda yak ama martabak.
Nama Samosa berasal dari bahasa Persia Sanbosag. Tapi ada beberapa negara yang menyebut dengan mana Sambusaj (di negara yang menggunakan bahasa Arab), Sambosa di Afganistan, Samboosa di Tajikistan, Samsa di negara dengan bahasa Turki, Sambusa di Iran dan Chamuca di Goa dan Portugal.
Semuanya berarati sama yaitu bulan sabit.
Samosa sendiri sebenarnya adalah pastri goreng yang berbentuk segitiga. Dengan isian yang bisa bermacam2. Berupa kacang rebus dicampur dengan kacang kapri, bawang bombay, daun ketumbar. Makanan ringan ini cukup populer di Asia Tengah, Asia Selatan, Malaysia, Singapura dan Semenjung Arab.
Nah udah cukup penasaran kan... yuk coba kita liat bagaimana sih cara buat si Samosa ini.
Bahan :
2 buah wortel, diiris dadu
100 gr baby buncis juga diiris kecil2
100 gr ayam dipotong dadu kecil
100ml susu cair
2 sdt tepung terigu
kulit siomay/pangsit
Bumbu
Haluskan merica 1/2 sdt, 4 siung bawang putih, garam.
Siapkan margarine untuk menumis. Kali ini saya menggunakan minyak ayam yang memang sudah menjadi stok di kulkas. Tumis bumbu halus sampai harum, masukan daging ayam sampai berubah warna. Tambahkan terigu aduk cepat, dan tambahkan pula susu cairnya.
Masukkan sayur, masak sampai matang dan kuah mengental.
Siapkan kulit pangsit, kemudian isi secukupnya, dan lipat menurut selera. Bisa segitiga atau segi empat.
Karena isi dalamnya sudah matang, maka Samosa ini bisa awet disimpan di kulkas. Masukkan ke wadah yang bersih dan tutup rapat. Bila ingin menggoreng tinggal diambil dan kemudian digoreng.
Hhhhmmmm cukup menggiurkan si Samosa ini untuk disantap selagi hangat dengan saos cabe cocolan ataupun cabe rawit.
Menurut resep asli Samosa dan juga penelusuran dari mbah google, Samosa ini seharusnya berbentuk segitiga. Tapi karena agak kesulitan *lagi2 karena banyak gangguan eksternal alias asisten chef yang super duper rempong* akhirnya dibentuk menjadi persegi empat aja... Dan pas ngeliat fotonya, lah kok gak jauh beda yak ama martabak.
Nama Samosa berasal dari bahasa Persia Sanbosag. Tapi ada beberapa negara yang menyebut dengan mana Sambusaj (di negara yang menggunakan bahasa Arab), Sambosa di Afganistan, Samboosa di Tajikistan, Samsa di negara dengan bahasa Turki, Sambusa di Iran dan Chamuca di Goa dan Portugal.
Semuanya berarati sama yaitu bulan sabit.
Samosa sendiri sebenarnya adalah pastri goreng yang berbentuk segitiga. Dengan isian yang bisa bermacam2. Berupa kacang rebus dicampur dengan kacang kapri, bawang bombay, daun ketumbar. Makanan ringan ini cukup populer di Asia Tengah, Asia Selatan, Malaysia, Singapura dan Semenjung Arab.
Nah udah cukup penasaran kan... yuk coba kita liat bagaimana sih cara buat si Samosa ini.
Bahan :
2 buah wortel, diiris dadu
100 gr baby buncis juga diiris kecil2
100 gr ayam dipotong dadu kecil
100ml susu cair
2 sdt tepung terigu
kulit siomay/pangsit
Bumbu
Haluskan merica 1/2 sdt, 4 siung bawang putih, garam.
Siapkan margarine untuk menumis. Kali ini saya menggunakan minyak ayam yang memang sudah menjadi stok di kulkas. Tumis bumbu halus sampai harum, masukan daging ayam sampai berubah warna. Tambahkan terigu aduk cepat, dan tambahkan pula susu cairnya.
Masukkan sayur, masak sampai matang dan kuah mengental.
Siapkan kulit pangsit, kemudian isi secukupnya, dan lipat menurut selera. Bisa segitiga atau segi empat.
Karena isi dalamnya sudah matang, maka Samosa ini bisa awet disimpan di kulkas. Masukkan ke wadah yang bersih dan tutup rapat. Bila ingin menggoreng tinggal diambil dan kemudian digoreng.
Hhhhmmmm cukup menggiurkan si Samosa ini untuk disantap selagi hangat dengan saos cabe cocolan ataupun cabe rawit.
Bakso Goreng (Haram *_^)
Akibat hampir 4 bulan meninggalkan kantor Palmerah, menjadi saya kehilangan makanan *haram* yang satu ini... Bakso Goreng Bebi... Hehehe... Meskipun di warung Nci Ketty, si bakso goreng ini agak2 mahal harganya (2000/1 bakso) tapi terkadang logika saya mengalahkan selera makan. Hahahaha....
Ternyata, tetangga saya yang kebetulan adalah Tionghoa, beberapa kali mengirim hantaran Bakso Goreng Bebi ini ke rumah... Satu hal yang membuat saya senantiasa bersyukur, bahwa ketika hidup dan tinggal di Jakarta, saya masih bisa menemukan komunitas penduduk seperti di Semarang... Masih ada nganter2in makanan, icip2 makanan, silahturahmi pas natal atau lebaran. Thx God.
Hari Sabtu kemaren, saya nekad bertanya ke Oma Iing (panggilan saya kepada beliau) untuk menanyakan resep Bakso Goreng Bebi ini. Olalaaaa ternyata simpleeeee bangettttt.
1/4 kg daging babi cincang, dicampur dengan tepung sagu 300 gr, campur lagi dengan bumbu yang dihaluskan merica 1/2 sdt, 4 siung bw putih, garam, minyak wijen, saos tiram, kecap asin. Adonan kali ini tidak saya berikan ke anak2, karena harus mengaduk secara cepat agar nantinya adonan tidak menjadi keras.
Cetak dengan menggunakan 2 sendok menjadi bola2 kecil. Jangan terlalu besar ya, takutnya nanti pas digoreng tengahnya belum matang.
Goreng diatas api kecil sampai kecoklatan dan matang.
Taraaaaaaa... Bakso Goreng Bebi ini siap untuk disantap dengan soas cabe atau sambal kecap pedas manis. Dan yang pasti, sampai sepuas2nya... Klo gak salah itung dengan mengikuti resep diatas bisa dibuat menjadi 51 bakso goreng. Dan klo dikalikan 2000/bakso, wiiihhhhhh.... untungnya gede lho... hahahah :)
Ternyata, tetangga saya yang kebetulan adalah Tionghoa, beberapa kali mengirim hantaran Bakso Goreng Bebi ini ke rumah... Satu hal yang membuat saya senantiasa bersyukur, bahwa ketika hidup dan tinggal di Jakarta, saya masih bisa menemukan komunitas penduduk seperti di Semarang... Masih ada nganter2in makanan, icip2 makanan, silahturahmi pas natal atau lebaran. Thx God.
Hari Sabtu kemaren, saya nekad bertanya ke Oma Iing (panggilan saya kepada beliau) untuk menanyakan resep Bakso Goreng Bebi ini. Olalaaaa ternyata simpleeeee bangettttt.
1/4 kg daging babi cincang, dicampur dengan tepung sagu 300 gr, campur lagi dengan bumbu yang dihaluskan merica 1/2 sdt, 4 siung bw putih, garam, minyak wijen, saos tiram, kecap asin. Adonan kali ini tidak saya berikan ke anak2, karena harus mengaduk secara cepat agar nantinya adonan tidak menjadi keras.
Cetak dengan menggunakan 2 sendok menjadi bola2 kecil. Jangan terlalu besar ya, takutnya nanti pas digoreng tengahnya belum matang.
Goreng diatas api kecil sampai kecoklatan dan matang.
Taraaaaaaa... Bakso Goreng Bebi ini siap untuk disantap dengan soas cabe atau sambal kecap pedas manis. Dan yang pasti, sampai sepuas2nya... Klo gak salah itung dengan mengikuti resep diatas bisa dibuat menjadi 51 bakso goreng. Dan klo dikalikan 2000/bakso, wiiihhhhhh.... untungnya gede lho... hahahah :)
Chicken Shrimp Roll
Hmmm... Saya selalu penasaran untuk mencoba resep yang berbau2 gorengan. Meskipun sudah tau klo makanan yang digoreng itu kurang menyehatkan, tapi ntah kenapa belum pengen juga mengurangi ataupun menghindarinya... Someday, will be :d
Tak terkecuali dengan makanan yang satu ini... Produk dari salah satu resto Jepang yang sangat disukai oleh anak2ku. Nah karena menurutku harganya cukup mahal untuk terus2an jajan di resto tersebut (minimal 4 orang yang makan :d) akhirnya coba googling resepnya. Ketemulah dengan blognya mba Endang di Justtryandtaste... Dan setelah dicoba yummyyyy pake bangettt... N you know what, habis dalam sekejap dan ada request untuk bikin lagi. Hmmm... tampilan foto diatas memang menggugah selera yakk, apalagi di bulan puasa yang harus menahan lapar dan haus qeqeqeqe.
Klo mau jujur nih, awal pengen bikin shrimp roll ini adalah karena di tukang sayur yang lewat depan rumah ketemu ama daun bawang yang ndut2 plus seger2. Ditambah juga dengan kulit tahu yang sepertinya cukup lama saya membelinya cuma belum sempat membuat menjadi makanan *kebiasaan buruk saya adalah menyimpan bahan makanan kering yang terkadang saya sendiri lupa sudah membelinya.
Tanpa banyak waktu lagi, yuk kita liat step by stepnya ya.
Bahan :
1 lembar kulit tahu (bisa menggunakan merk sesuai selera masing2, saran saya pilih kulit tahu yang lembaran ya biar gampang sih), potong ukuran 10 x 20cm
2 buah wortel (serut korek api)
3 btg daun bawang (rajang halus)
1/2 kg daging ayam cincang halus
3 sdm tegung sagu (merk tani)
1 btr telor ayam
Bumbu
Gambar diatas hanya ilustrasi :d
Haluskan 4 siung bawang putih, 1sdt merica, garam
Setelah bumbu dah dihaluskan yuk kita campurkan semua bahan yang ada. Pada bagian ini biasanya anak2 saya akan berebut memegang spatula. Terkadang pengen sih melarang mereka untuk mengaduk karena memang motivasi mereka bukan pengen pinter masak tapi karena maenan... aarrgggghhhh... Tapi balik lagi ke pengalaman kecil saya dulu yang hanya melihat Alm Ibu masak dan akhirnya bisa masak, jadi saya biarkan saja anak2 ini dengan imajinasi adukannya.
Tapi yang perlu diingat nih, ada beberapa adonan yang hanya bisa dilakukan sebentar dan searah (untuk menghindari adonan yang keras). Jadi klopun anak2 ikut mengaduk, berikan adonan yang bisa diaduk dengan cara apapun seperti pembuatan chicken shrimp roll ini.
Masukan semua bahan yang ada ya termasuk bumbu halus dan sagu serta telor ayam. Setelah itu gulung dengan kulit tahu yang sudah kita potong ukuran 10 x 20cm
Klo udah semua, kita kukus dulu selama +/- 30 menit ya. Biarkan dingin dulu baru kemudian kita potong2 sesuai selera. Dalam menyajikan Shrimp Roll ini ada beberapa cara :
Cara yang pertama ini adalah dengan memotong Shrimp Roll terlebih dahulu, kemudian saya balut dengan kocokan telor baru digoreng.
Sedangkan cara yang kedua adalah menggoreng utuh Shrimp Roll baru kemudian dipotong. Jadi tidak menggunakan kocokan telor lagi.
Nah cara ini sesuai dengan selera masing2... Sama2 enak pastinya +_+
Tak terkecuali dengan makanan yang satu ini... Produk dari salah satu resto Jepang yang sangat disukai oleh anak2ku. Nah karena menurutku harganya cukup mahal untuk terus2an jajan di resto tersebut (minimal 4 orang yang makan :d) akhirnya coba googling resepnya. Ketemulah dengan blognya mba Endang di Justtryandtaste... Dan setelah dicoba yummyyyy pake bangettt... N you know what, habis dalam sekejap dan ada request untuk bikin lagi. Hmmm... tampilan foto diatas memang menggugah selera yakk, apalagi di bulan puasa yang harus menahan lapar dan haus qeqeqeqe.
Klo mau jujur nih, awal pengen bikin shrimp roll ini adalah karena di tukang sayur yang lewat depan rumah ketemu ama daun bawang yang ndut2 plus seger2. Ditambah juga dengan kulit tahu yang sepertinya cukup lama saya membelinya cuma belum sempat membuat menjadi makanan *kebiasaan buruk saya adalah menyimpan bahan makanan kering yang terkadang saya sendiri lupa sudah membelinya.
Tanpa banyak waktu lagi, yuk kita liat step by stepnya ya.
Bahan :
1 lembar kulit tahu (bisa menggunakan merk sesuai selera masing2, saran saya pilih kulit tahu yang lembaran ya biar gampang sih), potong ukuran 10 x 20cm
2 buah wortel (serut korek api)
3 btg daun bawang (rajang halus)
1/2 kg daging ayam cincang halus
3 sdm tegung sagu (merk tani)
1 btr telor ayam
Bumbu
Gambar diatas hanya ilustrasi :d
Haluskan 4 siung bawang putih, 1sdt merica, garam
Setelah bumbu dah dihaluskan yuk kita campurkan semua bahan yang ada. Pada bagian ini biasanya anak2 saya akan berebut memegang spatula. Terkadang pengen sih melarang mereka untuk mengaduk karena memang motivasi mereka bukan pengen pinter masak tapi karena maenan... aarrgggghhhh... Tapi balik lagi ke pengalaman kecil saya dulu yang hanya melihat Alm Ibu masak dan akhirnya bisa masak, jadi saya biarkan saja anak2 ini dengan imajinasi adukannya.
Tapi yang perlu diingat nih, ada beberapa adonan yang hanya bisa dilakukan sebentar dan searah (untuk menghindari adonan yang keras). Jadi klopun anak2 ikut mengaduk, berikan adonan yang bisa diaduk dengan cara apapun seperti pembuatan chicken shrimp roll ini.
Masukan semua bahan yang ada ya termasuk bumbu halus dan sagu serta telor ayam. Setelah itu gulung dengan kulit tahu yang sudah kita potong ukuran 10 x 20cm
Klo udah semua, kita kukus dulu selama +/- 30 menit ya. Biarkan dingin dulu baru kemudian kita potong2 sesuai selera. Dalam menyajikan Shrimp Roll ini ada beberapa cara :
Cara yang pertama ini adalah dengan memotong Shrimp Roll terlebih dahulu, kemudian saya balut dengan kocokan telor baru digoreng.
Sedangkan cara yang kedua adalah menggoreng utuh Shrimp Roll baru kemudian dipotong. Jadi tidak menggunakan kocokan telor lagi.
Nah cara ini sesuai dengan selera masing2... Sama2 enak pastinya +_+
Selasa, 08 Juli 2014
Sayur Bronkos rasa yummyyy...
Sayur bronkos ini adalah sayur paling favorit saya dan selalu saya request ke alm Ibu ketika pulkam. Dengan bumbu santan yang medhok membuat sayur ini nikmat tiada duanya... Saya inget, ketika baru pindah ke Jakarta, sayur ini yang saya rindukan selalu. Ditambah dengan krupuk dan nasi yang anget membuat nafsu makan bertambah menjadi 10x lipat *edisi lebayyy :d
Bronkos adalah sayur khas Jawa Tengah/DIY yang saya gak tau tepatnya, tapi biasanya ditemui di daerah Yogyakarta, Semarang, dst. Menggunakan daging sapi (sandung lamur) dan kaldu serta kluwak (yang menjadikan warna bronkos coklat tua) dan bumbu dapur semuanya masuk ditambah santan kental menjadikan bronkos ini sayur yang kaya cita rasa rempah2 dan mendapat nilai 9 (dari skala 10) menurut pendapat saya pribadi.
Karena keinginan yang teramat kuat untuk dapat menikmati sayur bronkos ini setiap saat, akhirnya saya memberikan diri untuk meminta resep ke ibu... Hanya resep bronkos ini satu2nya yang saya minta ke Ibu dan beliau sangat sangat kaget, katanya 'emang serius mo masak bronkos?, ribet dan banyak bumbu yang harus dipersiapkan lho!' Finally beliau tetep memberikan resep dan ternyata benar yang dikatakan beliau, setelah membaca resep, urung niat saya untuk memasak bronkos :d
Beberapa tahun kemudian, setelah beliau pulang ke rumah Bapa di surga, saya menemukan tulisan resep bronkos ini diantara tumpukan buku2. Membaca resep ini sedih rasanya... teringat semua masakan beliau yang begitu nikmat.
Akhirnya dengan mengumpulkan niat, saya menyiapkan semua bahan yang dibutuhkan. Dan karena masih jadi anak kost yang belum punya blender, semua bumbu musti di tumbuk dengan cobek manual... Oh my God... Tapi mengingat sebuah hasil yang akan kami nikmati sepuasnya, niat menumbuk dijalankan dengan iklas *_*. And guess what???... Ternyata sayur ini mendapat hati di lidah teman2 saya yang notabene orang2 asli Jakarta dan baru pertama kali merasakan sayur tersebut. Awalnya ketika saya membawa ke kantor, teman2 agak sedikit menyingkir karena warna bronkos yang cenderung coklat kehitaman. Tapi setelah mereka mencicipi maka tak bisa pindahlah ke lain hati. Fyi, sayur bronkos ini seperti gudeg yogja yang semakin lama akan semakin enak rasanya.
Dan setelah saya berkeluarga, sayur ini tetap menjadi sayur favorit keluarga. Hanya saja karena ada Echa Ochi yang masih belum doyan pedes, cabe yang seharusnya ditumbuk bersama bumbu yang lain, harus disingkirkan dan diganti dengan cabe yang saya masukkan utuh ke dalam sayur tersebut.
Dina, teman sekantor, beberapa kali meminta saya untuk kembali memasak si bronkos tadi. Cuma terbayang ribet ngurusin bumbunya selalu ada 1001 alasan untuk menolak. Tapi minggu ini dengan sekuat tenaga dan niat dari hati yang paling dalam, saya memasak kembali si bronkos ini... Yuk kita intip bareng cara memasaknya ^^
Bahan :
1/4 kg daging sapi yang diiris kecil2 dan dimasak hingga empuk
1 ons kacang tholo (kali ini karena kelupaan untuk membeli, jadi saya tidak menggunakan kacang ini, tapi to be honest, kacang inilah yang membuat bronkos semakin nikmat)
1/2 kg telor puyuh (rebus dan kupas)
1 buah labu siam, iris bentuk kotak
1/4 kg kulit melinjo (kali ini saya tidak menggunakan, karena agak susah mencari di pasar dekat rumah)
20 buah tahu coklat
cabe rawit merah sesuai selera
1 lt santan
Bumbu :
8 siung bawang merah
6 siung bawang putih
1 sdt ketumbar
1/2 sdt lada
6 btr kemiri
5 butir kluwak
2 batang serai
4 lbr daun salam
4 lbr daun jeruk
3cm jahe (dikeprak)
3cm lengkuas (dikeprak)
1sdm gula merah sisir
Semua bumbu dihaluskan (saya menggunakan blender dengan alasan kepraktisan) beserta rempah2 yang lain, kemudian ditumis sampai tercium bau harum.
Kemudian masukan bumbu ke dalam rebusan daging (dengan catatan daging sudah empuk yakkk) kemudian masukkan santan dan semua bahan yang ada. Gunakan api kecil sambil sesekali diaduk supaya santan tidak pecah. Tambahkan gula dan garam sesuai selera.
Dan inilah hasil bronkos yang nikmat tiada tara... Selamat mencoba ya ^^
Bronkos adalah sayur khas Jawa Tengah/DIY yang saya gak tau tepatnya, tapi biasanya ditemui di daerah Yogyakarta, Semarang, dst. Menggunakan daging sapi (sandung lamur) dan kaldu serta kluwak (yang menjadikan warna bronkos coklat tua) dan bumbu dapur semuanya masuk ditambah santan kental menjadikan bronkos ini sayur yang kaya cita rasa rempah2 dan mendapat nilai 9 (dari skala 10) menurut pendapat saya pribadi.
Karena keinginan yang teramat kuat untuk dapat menikmati sayur bronkos ini setiap saat, akhirnya saya memberikan diri untuk meminta resep ke ibu... Hanya resep bronkos ini satu2nya yang saya minta ke Ibu dan beliau sangat sangat kaget, katanya 'emang serius mo masak bronkos?, ribet dan banyak bumbu yang harus dipersiapkan lho!' Finally beliau tetep memberikan resep dan ternyata benar yang dikatakan beliau, setelah membaca resep, urung niat saya untuk memasak bronkos :d
Beberapa tahun kemudian, setelah beliau pulang ke rumah Bapa di surga, saya menemukan tulisan resep bronkos ini diantara tumpukan buku2. Membaca resep ini sedih rasanya... teringat semua masakan beliau yang begitu nikmat.
Akhirnya dengan mengumpulkan niat, saya menyiapkan semua bahan yang dibutuhkan. Dan karena masih jadi anak kost yang belum punya blender, semua bumbu musti di tumbuk dengan cobek manual... Oh my God... Tapi mengingat sebuah hasil yang akan kami nikmati sepuasnya, niat menumbuk dijalankan dengan iklas *_*. And guess what???... Ternyata sayur ini mendapat hati di lidah teman2 saya yang notabene orang2 asli Jakarta dan baru pertama kali merasakan sayur tersebut. Awalnya ketika saya membawa ke kantor, teman2 agak sedikit menyingkir karena warna bronkos yang cenderung coklat kehitaman. Tapi setelah mereka mencicipi maka tak bisa pindahlah ke lain hati. Fyi, sayur bronkos ini seperti gudeg yogja yang semakin lama akan semakin enak rasanya.
Dan setelah saya berkeluarga, sayur ini tetap menjadi sayur favorit keluarga. Hanya saja karena ada Echa Ochi yang masih belum doyan pedes, cabe yang seharusnya ditumbuk bersama bumbu yang lain, harus disingkirkan dan diganti dengan cabe yang saya masukkan utuh ke dalam sayur tersebut.
Dina, teman sekantor, beberapa kali meminta saya untuk kembali memasak si bronkos tadi. Cuma terbayang ribet ngurusin bumbunya selalu ada 1001 alasan untuk menolak. Tapi minggu ini dengan sekuat tenaga dan niat dari hati yang paling dalam, saya memasak kembali si bronkos ini... Yuk kita intip bareng cara memasaknya ^^
Bahan :
1/4 kg daging sapi yang diiris kecil2 dan dimasak hingga empuk
1 ons kacang tholo (kali ini karena kelupaan untuk membeli, jadi saya tidak menggunakan kacang ini, tapi to be honest, kacang inilah yang membuat bronkos semakin nikmat)
1/2 kg telor puyuh (rebus dan kupas)
1 buah labu siam, iris bentuk kotak
1/4 kg kulit melinjo (kali ini saya tidak menggunakan, karena agak susah mencari di pasar dekat rumah)
20 buah tahu coklat
cabe rawit merah sesuai selera
1 lt santan
Bumbu :
8 siung bawang merah
6 siung bawang putih
1 sdt ketumbar
1/2 sdt lada
6 btr kemiri
5 butir kluwak
2 batang serai
4 lbr daun salam
4 lbr daun jeruk
3cm jahe (dikeprak)
3cm lengkuas (dikeprak)
1sdm gula merah sisir
Semua bumbu dihaluskan (saya menggunakan blender dengan alasan kepraktisan) beserta rempah2 yang lain, kemudian ditumis sampai tercium bau harum.
Kemudian masukan bumbu ke dalam rebusan daging (dengan catatan daging sudah empuk yakkk) kemudian masukkan santan dan semua bahan yang ada. Gunakan api kecil sambil sesekali diaduk supaya santan tidak pecah. Tambahkan gula dan garam sesuai selera.
Dan inilah hasil bronkos yang nikmat tiada tara... Selamat mencoba ya ^^
Senin, 07 Juli 2014
Sweetie Chicken Wing ala Emak Echa
HHHmmmmmm.... yummy banget kan penampakan si chicken wing ini :)
Dulu waktu jaman saya masih muda dan belum berkeluarga (sekarang juga masih muda kok :d) sering banget jajan alias makan di resto alias gak pernah masak... Tapi seiring berjalannya waktu kebutuhan untuk jajan ini digantikan dengan aktivitas masak memasak. Entah awalnya bagaimana, saya juga tidak begitu ingat, tapi masak ini menjadi hobi penghilang stres... hahahaha... Emmm jangan2 karena semakin mahalnya resto ya sehingga bawah sadar saya memerintahkan untuk memasak yang notabene lebih ngirit :)
Seingat saya, jaman alm ibu masih ada, ketika pulkam ke Semarang, ibu selalu mengajak ke dapur untuk sekedar membantu beliau potong2 sayur atau bumbu2... Tapi ada 1001 alasan untuk menolaknya *maap ya Mi :(*... Dengan berbagai cara Ibu selalu mengajak dan mengajak, sampai akhirnya beliau cuma bilang "Udah gak usah bantuin motong atau ngulek *menghancurkan bumbu dengan cobek*, cukup tungguin Ibu dan liatin Ibu masak aja sambil cerita2 tentang Jakarta".. Waktu itu memang kami tinggal terpisah, Ibu di Semarang dan saya harus hijrah ke Jakarta demi masa depan yang gilang gemilang ;) Akhirnya memang benar, saya hanya tiduran di meja setrika yang segede gaban yang terletak di pojokan dapur sambil cerita2 gak jelas dengan beliau. Tapi ternyata meskipun hanya sambil tidur2an, otak saya banyak sekali mencatat bumbu2 yang Ibu pakai untuk memasak masakan yang selalu saya rindukan sampai sekarang... Miss u much Mom, n thanks to teaching me how to be a good chef for my little family... :)
Kembali lagi ke dunia resto... Salah satu resto favorit adalah Pizza Hut... Siapa sih yang gak kenal nih resto. Bahkan anak2 sayapun sekarang ini begitu menyukainya. Beberapa menu resto ini sudah saya pernah buat dan menurut saya rasanya gak jauh2 beda deh *_^ Salah satu menu yang saya suka adalah Spicy Chicken Wing... Hanya saja, karena Echa dan Ochi belum menyukai masakan pedas, jadi saya mengganti dengan bumbu yang sifatnya manis. Dan benar kata si kk, 'Enak Mi, kaya yang waktu itu kita beli' Puji Tuhan klo chicken wing ini diterima di lidah mereka. Apalagi di dd yang sangat menyukai manis, semua ayam dia jilat2 dulu baru dimakan... hahahaha..
Hhhhmmmm sembari menulis saya kembali membayangkan Sweetie Chicken Wings ini ada di hadapan saya *kebetulan saya sedang puasa* dan hanya mampu menelan ludah serta gak sabar menunggu esok hari yang sepertinya saya akan membuatnya lagi :)
Sebelum berlama2 dengan narasi yang saya sampaikan, yuk ikutin cara2 pembuatannya.
Bumbu rendaman :
3 siung bawang putih dicincang halus
1/2 sdt merica bubuk
5 sdm madu
1 sdm kecap manis
1 sdm saos tiram
1 sdm saos tomat
1/2 sdt garam
Ambil 1 kg sayap ayam yang sudah dipotong kecil2, kemudian masukan semua bumbu rendaman dan aduk2 sampai rata. Diamkan dahulu ke dalam kulkas selama 2 - 3 jam agar bumbu meresap sempurna.
Kemudian siapkan wajan untuk memasak ayam tersebut. Ayam beserta bumbu rendaman ditambah air sedikit kita masak sampai air menyusut.
Ayam ini sebenarnya sudah siap untuk di konsumsi. Si dd justru lebih menyukai ayam selagi belum digoreng, karena bumbu2 basahnya masih ada :). Dan karena ini jumlahnya banyak, saya membuat 1 kg, saya berencana akan menyimpannya di dalam freezer dan klo mau makan tinggal di goreng. Tapi rencana tinggal rencana, setelah ayam ini digoreng dan tersaji di meja makan, dalam sekejam habis oleh Echa dan Ochi :d
Saya sarankan untuk menggoreng di wajan teflon dengan minyak sedikit saja. Karena sifat ayam yang manis sehingga mudah gosong, jadi goreng dengan api yang kecil. Dan kenapa menggunakan wajan teflon, supaya saya bisa mencuci bekas gorengan ini dengan mudah. So jangan terpaku pada wajannya ya, sekedar saran kok, andaikan gak punya juga gak masalah menggunakan wajan biasa.
Sweetie Chicken Wings siap untuk dinikmati...
Selamat mencoba ^_^
Dulu waktu jaman saya masih muda dan belum berkeluarga (sekarang juga masih muda kok :d) sering banget jajan alias makan di resto alias gak pernah masak... Tapi seiring berjalannya waktu kebutuhan untuk jajan ini digantikan dengan aktivitas masak memasak. Entah awalnya bagaimana, saya juga tidak begitu ingat, tapi masak ini menjadi hobi penghilang stres... hahahaha... Emmm jangan2 karena semakin mahalnya resto ya sehingga bawah sadar saya memerintahkan untuk memasak yang notabene lebih ngirit :)
Seingat saya, jaman alm ibu masih ada, ketika pulkam ke Semarang, ibu selalu mengajak ke dapur untuk sekedar membantu beliau potong2 sayur atau bumbu2... Tapi ada 1001 alasan untuk menolaknya *maap ya Mi :(*... Dengan berbagai cara Ibu selalu mengajak dan mengajak, sampai akhirnya beliau cuma bilang "Udah gak usah bantuin motong atau ngulek *menghancurkan bumbu dengan cobek*, cukup tungguin Ibu dan liatin Ibu masak aja sambil cerita2 tentang Jakarta".. Waktu itu memang kami tinggal terpisah, Ibu di Semarang dan saya harus hijrah ke Jakarta demi masa depan yang gilang gemilang ;) Akhirnya memang benar, saya hanya tiduran di meja setrika yang segede gaban yang terletak di pojokan dapur sambil cerita2 gak jelas dengan beliau. Tapi ternyata meskipun hanya sambil tidur2an, otak saya banyak sekali mencatat bumbu2 yang Ibu pakai untuk memasak masakan yang selalu saya rindukan sampai sekarang... Miss u much Mom, n thanks to teaching me how to be a good chef for my little family... :)
Kembali lagi ke dunia resto... Salah satu resto favorit adalah Pizza Hut... Siapa sih yang gak kenal nih resto. Bahkan anak2 sayapun sekarang ini begitu menyukainya. Beberapa menu resto ini sudah saya pernah buat dan menurut saya rasanya gak jauh2 beda deh *_^ Salah satu menu yang saya suka adalah Spicy Chicken Wing... Hanya saja, karena Echa dan Ochi belum menyukai masakan pedas, jadi saya mengganti dengan bumbu yang sifatnya manis. Dan benar kata si kk, 'Enak Mi, kaya yang waktu itu kita beli' Puji Tuhan klo chicken wing ini diterima di lidah mereka. Apalagi di dd yang sangat menyukai manis, semua ayam dia jilat2 dulu baru dimakan... hahahaha..
Hhhhmmmm sembari menulis saya kembali membayangkan Sweetie Chicken Wings ini ada di hadapan saya *kebetulan saya sedang puasa* dan hanya mampu menelan ludah serta gak sabar menunggu esok hari yang sepertinya saya akan membuatnya lagi :)
Sebelum berlama2 dengan narasi yang saya sampaikan, yuk ikutin cara2 pembuatannya.
Bumbu rendaman :
3 siung bawang putih dicincang halus
1/2 sdt merica bubuk
5 sdm madu
1 sdm kecap manis
1 sdm saos tiram
1 sdm saos tomat
1/2 sdt garam
Ambil 1 kg sayap ayam yang sudah dipotong kecil2, kemudian masukan semua bumbu rendaman dan aduk2 sampai rata. Diamkan dahulu ke dalam kulkas selama 2 - 3 jam agar bumbu meresap sempurna.
Kemudian siapkan wajan untuk memasak ayam tersebut. Ayam beserta bumbu rendaman ditambah air sedikit kita masak sampai air menyusut.
Ayam ini sebenarnya sudah siap untuk di konsumsi. Si dd justru lebih menyukai ayam selagi belum digoreng, karena bumbu2 basahnya masih ada :). Dan karena ini jumlahnya banyak, saya membuat 1 kg, saya berencana akan menyimpannya di dalam freezer dan klo mau makan tinggal di goreng. Tapi rencana tinggal rencana, setelah ayam ini digoreng dan tersaji di meja makan, dalam sekejam habis oleh Echa dan Ochi :d
Saya sarankan untuk menggoreng di wajan teflon dengan minyak sedikit saja. Karena sifat ayam yang manis sehingga mudah gosong, jadi goreng dengan api yang kecil. Dan kenapa menggunakan wajan teflon, supaya saya bisa mencuci bekas gorengan ini dengan mudah. So jangan terpaku pada wajannya ya, sekedar saran kok, andaikan gak punya juga gak masalah menggunakan wajan biasa.
Sweetie Chicken Wings siap untuk dinikmati...
Selamat mencoba ^_^
Minggu, 06 Juli 2014
Berbukalah dengan yang manis :)
Berbukalah dengan yang manis....
HHmmmm.. begitulah tagline sebuah iklan produk dalam menyambut bulan ramadhan...
Memang benar, ketika kita berpuasa seharian, kita harus membatalkan puasa kita dengan sesuatu yang manis. Seperti yang kita ketahui bersama, lebih dari 12 jam tubuh kita tidak menerima asupan cairan atau makanan yang notabene ada komponen gula pada makanan dan minuman tersebut. Alhasil tubuh kita akan lemas karena kita menggunakan cadangan gula darah yang masih tersimpan untuk berbagai aktivitas. Jadi makanan yang manislah yang dibutuhkan tubuh saat itu.
Sebenernya kami sekeluarga tidak menunaikan ibadah puasa, tapi karena gw dah membulat, gw bertekad untuk menurunkan bb dengan cara berpuasa. Beberapa cara dah ku coba... Dari mulai menggantikan nasi dengan kentang, tidak makan setelah pk 18.00, tidak sarapan... Hasilnya nollll besarrrr... BB tetap merangkak naik dengan pasti :(... Memang sih masih ada cara yang lain yaitu olah raga yang sama sekali belum pernah gw jalani... Alasannya klasik... M A L A S... hikkksssss... So bulan puasa ini dengan niat setulus hati *cie* gw ikut serta untuk berpuasa dengan motivasi bb bisa turun... Dan Puji Tuhan sejauh ini celana dah pada mulai kendor... qiqiqiqi
Sebagai menu berbuka puasa kali ini, gw menemukan seonggong labu parang yang tadinya mau dibuat cake tapi gak sempat di kulkas yang gw aja lupa belinya kapan... Hahaaha... Yang pasti dah pada kisut yang menandakan si labu ini cukup lama nginep di kulkas rumah. Tus ku tanya si kk, mau gak bikin kolak... Doi menjawab... mauuuuuu....
Ngeng ngeng ngeng... berdua kk pergilah kami ke warung deket rumah untuk belanja pisang, kolang kaling dan santan... Karena belanjanya cuma di warung alhasil gak semua bahan di dapet, hanya kolang kaling dan santan saja... Gak masahallah, toh sudah ada si labu parang yang bisa menggantikan posisi pisang kan :d
Sebenernya gak penting sih upload kolang kaling, tapi ternyata ada beberapa teman yang gak tau buah kolang kaling ketika belum dimasak... so dinikmati ya picturenya :d
Sebelum dimasukan santan, gw rebus dulu semua bahan termasuk gula merah supaya bisa meresap di kolang kalingnya... Nah setelah labu matang dan kolang kaling berubah warna baru deh masukin santannya... Tunggu sebentar sampai santan matang, matikan apinya dan jadilah menu pembuka untuk berbuka puasa.
Simple kan... :)
HHmmmm.. begitulah tagline sebuah iklan produk dalam menyambut bulan ramadhan...
Memang benar, ketika kita berpuasa seharian, kita harus membatalkan puasa kita dengan sesuatu yang manis. Seperti yang kita ketahui bersama, lebih dari 12 jam tubuh kita tidak menerima asupan cairan atau makanan yang notabene ada komponen gula pada makanan dan minuman tersebut. Alhasil tubuh kita akan lemas karena kita menggunakan cadangan gula darah yang masih tersimpan untuk berbagai aktivitas. Jadi makanan yang manislah yang dibutuhkan tubuh saat itu.
Sebenernya kami sekeluarga tidak menunaikan ibadah puasa, tapi karena gw dah membulat, gw bertekad untuk menurunkan bb dengan cara berpuasa. Beberapa cara dah ku coba... Dari mulai menggantikan nasi dengan kentang, tidak makan setelah pk 18.00, tidak sarapan... Hasilnya nollll besarrrr... BB tetap merangkak naik dengan pasti :(... Memang sih masih ada cara yang lain yaitu olah raga yang sama sekali belum pernah gw jalani... Alasannya klasik... M A L A S... hikkksssss... So bulan puasa ini dengan niat setulus hati *cie* gw ikut serta untuk berpuasa dengan motivasi bb bisa turun... Dan Puji Tuhan sejauh ini celana dah pada mulai kendor... qiqiqiqi
Sebagai menu berbuka puasa kali ini, gw menemukan seonggong labu parang yang tadinya mau dibuat cake tapi gak sempat di kulkas yang gw aja lupa belinya kapan... Hahaaha... Yang pasti dah pada kisut yang menandakan si labu ini cukup lama nginep di kulkas rumah. Tus ku tanya si kk, mau gak bikin kolak... Doi menjawab... mauuuuuu....
Ngeng ngeng ngeng... berdua kk pergilah kami ke warung deket rumah untuk belanja pisang, kolang kaling dan santan... Karena belanjanya cuma di warung alhasil gak semua bahan di dapet, hanya kolang kaling dan santan saja... Gak masahallah, toh sudah ada si labu parang yang bisa menggantikan posisi pisang kan :d
Sebenernya gak penting sih upload kolang kaling, tapi ternyata ada beberapa teman yang gak tau buah kolang kaling ketika belum dimasak... so dinikmati ya picturenya :d
Sebelum dimasukan santan, gw rebus dulu semua bahan termasuk gula merah supaya bisa meresap di kolang kalingnya... Nah setelah labu matang dan kolang kaling berubah warna baru deh masukin santannya... Tunggu sebentar sampai santan matang, matikan apinya dan jadilah menu pembuka untuk berbuka puasa.
Simple kan... :)
Ikan goreng masak santan
Hasil audit selanjutnya adalah ngeliat ikan lele yang udah digoreng bibi dan gak dimakan kk/dd. Padahal ikan lele ini salah satu makanan favorit juga buat kk *favorit semua yak kayanya :d*... Pas ditanya kenapa gak dimaem, katanya dah bosan dengan si lele. Waduhhhh... Jadi siapa dunk yang mau ngabisin si lele ini secara gw juga dah gak demen makan ikan yang udah masuk kulkas... Biasanya sih yang bakalan bawa makanan2 di kulkas si bibi, tapi karena bulan puasa beliau gak mau bawa :(
Teringat akan air sisa ungkepan yang masih gw simpan di kulkas, dan dengan kesepakatan saptomo's family,bahwa setelah dikasi kuah, harus habis si lele ini, mulailah memasak si lele dengan air sisa ungkep ayam. Tinggal ditambah dengan santan, tus cemplungin cabe utuh (karena kk/dd gak doyan pedes) plus tomat setengah butir.. Jadilah masakan lele goreng masak santan ala emak echa. ^_*
Tips memisahkan minyak ayam dari air kaldu
Hari sabtu-minggu adalah hari yang paling menyenangkan buat ubeg2 isi kulkas dan isi lemari baju... Hahahaha... Gak nyambung banget ya lemari baju vs kulkas :d Tapi itulah kenyataannya, gw harus memilih salah satu diantaranya.... Dan pilihan minggu ini adalah isi kulkas... *kayanya sesekali bakalan gw poto ya isi kulkas di rumah yang berantakan, karena hanya bisa diaudit cuma seminggu sekali*
Kali ini ada penemuan tak terduga yang membuat gw riang gembira... halahhh.... :d
Cerita kali ini adalah tentang kulit ayam. Klo gw bilang kulit ayam, ada 1 temen yang alergi mampus dengan nih kulit ayam... Jijay bajay katanya... Kolesterol... Ya iya sih, tapi klo cuma sebulan sekali makan moso yang nambah kolesterol sih?? Mungkin dulu doi makan kulit ayam tiap hari yak jadi kolesterolnya naik begitu dasyat... Kembali ke kulit ayam, minggu yang lalu gw inget beli nih kulit tapi karena gak sempat masak, jadi gw masukin deh ke freezer.. Si kk emang paling demen ama yang namanya ayam... Ayam goreng kriuk tepatnya, dan salah satunya adalah kulit yang digoreng pake tepung yang cranchy ...
Pas ke pasar, gw dah beli 1 kg kepala ayam plus 1 kg sayap (sayap ini ntar akan gw bikin sayap goreng madu ala pizza hut, nantikan tanggal tayangnya ya :d)... Jadi akhirnya gw ungkep bareng si kelapa ayam ini deh... (bumbu menyusul di edisi berikutnya)
Nah setelah mateng si kepala dan kulit ini ternyata minyaknya berlimpah ruah nih .... Langsung otak gw bekerja bahwa minyak ayam ini akan sangat nikmat klo dicampur di mie ayam yang juga kedoyanan kk dan dd *ketimbang beli mie ayam di abang2 gak jelas, kan mendingan bikin*... Tapi gak mungkin juga bikin mie ayam saat ini, krn masakan lainnya dah ngantri kaya kereta... so akhirnya gw cuma pisahin si kuah ini ke dalam wadah dan masuk ke kulkas...Gw terbiasa untuk tidak membuang air sisa ungkepan ayam yang nantinya bisa gw jadikan masakan bersantan (ini ntar juga bakalan gw posting :d)...
Sore harinya saat gw mo masak kuah ungkep ini, ternyata si minyak ayam dan airnya terpisah secara sempurna... woooowwwww.... magiccccccc.... Padahal gw lagi mikirin gimana caranya yak supaya gw bisa ambil si minyak ini... Ternyata oh ternyata...
Nih penampakan air sisa ungkepan dan minyak ayam yang kita bisa gunakan buat mie ayam.
Si minyak ayam yang berhasil dengan gampangnya dipisahin dari airnya....
Ternyata bahagia itu sederhana... *edisi lebay... :d
Kali ini ada penemuan tak terduga yang membuat gw riang gembira... halahhh.... :d
Cerita kali ini adalah tentang kulit ayam. Klo gw bilang kulit ayam, ada 1 temen yang alergi mampus dengan nih kulit ayam... Jijay bajay katanya... Kolesterol... Ya iya sih, tapi klo cuma sebulan sekali makan moso yang nambah kolesterol sih?? Mungkin dulu doi makan kulit ayam tiap hari yak jadi kolesterolnya naik begitu dasyat... Kembali ke kulit ayam, minggu yang lalu gw inget beli nih kulit tapi karena gak sempat masak, jadi gw masukin deh ke freezer.. Si kk emang paling demen ama yang namanya ayam... Ayam goreng kriuk tepatnya, dan salah satunya adalah kulit yang digoreng pake tepung yang cranchy ...
Pas ke pasar, gw dah beli 1 kg kepala ayam plus 1 kg sayap (sayap ini ntar akan gw bikin sayap goreng madu ala pizza hut, nantikan tanggal tayangnya ya :d)... Jadi akhirnya gw ungkep bareng si kelapa ayam ini deh... (bumbu menyusul di edisi berikutnya)
Nah setelah mateng si kepala dan kulit ini ternyata minyaknya berlimpah ruah nih .... Langsung otak gw bekerja bahwa minyak ayam ini akan sangat nikmat klo dicampur di mie ayam yang juga kedoyanan kk dan dd *ketimbang beli mie ayam di abang2 gak jelas, kan mendingan bikin*... Tapi gak mungkin juga bikin mie ayam saat ini, krn masakan lainnya dah ngantri kaya kereta... so akhirnya gw cuma pisahin si kuah ini ke dalam wadah dan masuk ke kulkas...Gw terbiasa untuk tidak membuang air sisa ungkepan ayam yang nantinya bisa gw jadikan masakan bersantan (ini ntar juga bakalan gw posting :d)...
Sore harinya saat gw mo masak kuah ungkep ini, ternyata si minyak ayam dan airnya terpisah secara sempurna... woooowwwww.... magiccccccc.... Padahal gw lagi mikirin gimana caranya yak supaya gw bisa ambil si minyak ini... Ternyata oh ternyata...
Nih penampakan air sisa ungkepan dan minyak ayam yang kita bisa gunakan buat mie ayam.
Si minyak ayam yang berhasil dengan gampangnya dipisahin dari airnya....
Ternyata bahagia itu sederhana... *edisi lebay... :d
Langganan:
Postingan (Atom)